CATATAN KECIL DARI RANGKAIAN PEMIRA UNP 2009
Oleh: Ronal Rifandi 83943
Mahasiswa Pendidikan Matematika UNP
Janji manis akan perubahan kearah yang lebih baik dengan indah mengalun keluar dari mulut mereka. Harapan akan kegemilangan diumbar kemana-mana, memberikan cercahan semangat saat-saat ia berkampanye. Tim sukses pun bersitungkin dalam mempromosikan kandidat agar familiar dikalangan mahasiswa UNP, baik di kampus pusat bahkan sampai ke pelosok kampus cabang. Mereka bekerja tak kenal lelah dan bersemangat tinggi, entah apa yang memotivasi mereka sehingga dengan begitu loyalnya berusaha meraih dukungan bagi pasangan calon presiden dan wakil presiden mahasiswa UNP yang mereka usung.
Mungkin saja mereka mengincar posisi-posisi untuk menjadi orang ketiga, keempat, kelima atau yang ke-sekian dalam susunan kabinet kelak setelah proses pemira ini selesai. Atau memang ada diantara tim sukses tersebut yang benar-benar ikhlas tanpa mengharap pamrih melakukannya semata-mata agar mahasiswa UNP dipimpin oleh orang yang tepat. Wallahu’alam siapa yang tahu apa yang ada dalam hati dan pikiran mereka. Semoga dugaan-dugaan negatif di atas tidak benar adanya.
Kandidat-kandidat yang bersaing dalam pemilu raya presiden mahasiswa dan wakilnya kali ini terdiri dari tiga pasang, representasi dari kalangan mahasiswa dengan membawa visi misi masing-masing. Semua bersepakat untuk memajukan UNP menjadi lebih baik, membawa perubahan positif, menjadi corong aspirasi mahasiswa kelak, juga berkontribusi lebih besar untuk masyarakat, nusa dan bangsa. Sungguh manis memang, dan sangat mengharukan. Semasa kampanye berulangkali mereka menyampaikan untuk siap menang dan siap kalah, siap saling berangkulan dan berjiwa besar jika memang belum dipercaya oleh mahasiswa UNP untuk memimpin mereka. Mereka juga menegaskan untuk menjalankan proses pemilu yang damai dan penuh kekeluargaan, berjanji akan mendukung siapa saja nanti yang akan memenangkan hati puluhan ribu mahasiswa UNP pada tanggal 23 Desember 2009.
Bagi kami rakyat jelata ini janji-janji di atas menjadi jaminan dan harapan untuk demokrasi yang lebih baik. Sehingga kami sebagai mahasiswa UNP bisa dengan kepala tegak menyatakan kepada dunia bahwa kami bisa menjalankan proses demokrasi yang elegan dan penuh persaudaraan. Tetapi, janji hanyalah tinggal janji, dan ketika tahta itu begitu mempesona maka pudarlah akal sehat. Mereka terperosok pada nafsu yang menghinakan. Maka tampaklah kedurjanaan di muka mereka. Mereka memanfaatkan segenap moment untuk meraih kemenangan, bahkan walau ia tahu akan sebuah kebenaran. Itulah yang saya lihat setidaknya saat perhitungan suara presma UNP tanggal 23-24 Desember 2009 yang berlangsung semalam suntuk. Karena kekhilafan teknis dari panitia dan telah dibuktikan dan diklarifikasi, semua dimanfaatkan serta dibesar-besarkan . Hal itu dijadikan polemik dan berujung pada hujatan serta kontak fisik. Pihak-pihak yang tidak sportif melihat ada celah dan makarpun dirancangnya. Perhitungan suara itupun berakhir ricuh.
Kami sebagai mahasiswa benar-benar kecewa, semoga hal ini dapat diselesaikan dengan cara baik-baik dan menunjukkan keintelektualan sebagai mahasiswa. Saatnya kita tunjukkan pada dunia bahwa kita bisa menyelesaikan masalah dengan cara-cara yang santun. Dan Alhamdulillah dengan i’tikad baik semua pihak, melalui proses yang berliku dan masing-masing kubu kandidat menyadari kesalahan mereka, maka proses akhir pemira pun dilanjutkan. Perhitungtan suara dilanjutkan dengan control ketat dari Pihak kemahasiswaan kampus dan menwa. Semua akhirnya berjalan lancar. Proses panjang itupun melahirkan sepasang pemimpin mahasiswa UNP untuk periode satu tahun kedepan. Tinggal sekarang bagaimana melakukan rekonsiliasi dan mengoptimalkan segala potensi untuk UNP yang lebih baik. Menjalankan peran dan fungsi mahasiswa secara maksimal. Menjadi agent of change, social control dan iron stock. Semoga UNP semakin jaya. Hidup mahasiswa!
Malam
5 years ago
0 comments:
Post a Comment