SUDAHKAH ANDA TARBIYAH?
Ada tiga sebab seorang pemain sepak bola tidak mampu menerjemahkan instruksi pelatih di lapangan.
1. Seorang pemain tidak paham dengan apa yang dimaui oleh pelatihnya.
2. Seorang pemain sudah mengalami kelelahan sehingga walapun ia tahu akan instruksi yang diberikan namun ia tidak dapat menjalankannya dengan baik an optimal.
3. Seorang pemain malas atau menentang instruksi pelatih karna berbagai alasan.
Seorang pelatih memiliki peranan kunci untuk memberdayakan segenap potensi yang dimiliki oleh pemainnya secara optimal. Ia harus mampu menempatkan dan mengoptimal kelebihan dan keunggulan yang dimilki oleh masing-masing pemain yang dibinannya.
Kagagalan dalam tarbiyah.
Hal ini saah satunya bisa disebabkan oleh kesalaha persepsi dari orang-orang selama ini tentang tarbiyah itu sendiri.
1. Tarbiyah dipandang semata-mata sebagai transfer materi.
2. Persepsi bahwa murabbi adalah segala-galanya bagi mad’u,
Hal ini dapat menyebabkan hal-hal berikut terjadi:
a. Mad’u jadi kerdil bagai katak dalam tempurung
b. Mad’u memberontak dan senantiasa berada dalam ketidakpuasan
c. Mad’u berkembang sejalan dengan proses tarbiyahnya, tetapi memilki batas atas yang jelas,yaitu setinggi kemampuan murabbinya dan mustahil untuk melebihinya.
3. Tarbiyah dianggap sebagai proses indoktrinasi dan dominasi
4. Sistematika dan metodologi tarbiyah dipersepsikan sebagai suatu hal yang sangat baku.
5. Kecendrungan untuk melakukan “cloning” murabbi.
Sudahkah kita tarbiyah.
Beberapa alasan formal yang biasanya muncul untuk menjawab pertanyaan diatas adalah sebagai berikut:
1. Kita telah tarbiyah karena sudah memiliki murabbi.
2. Kita telah tarnbiyah karena telah memiliki liqo pekanan
3. Kita telah tarbiyah karena telah mendapatkan materi yang berkelanjutan.
Jawaban-jawaban diatas memang penting namun tidaklah merepresentasikan kebenaran apakah kita sudah tertarbiyah atau belum. Bukan untuk menafikan aspek-aspek formal dari tarbiyah tersebut namun lebih menitik beratlkan pada substansi dari tarbiyah itu sendiri.
Visi tarbiyah adalah hasil yang diharapkan dari proses tarbiyah itu dan hal yang memotivasi tim tarbiyah untuk bekerja mencapai apa yang dicitakan bersama.
Visi tarbiyah diformulasikan sebagai berikut:
1. Menjadikan seorang dai yang produktif dan mampu menanggung beban dakwah.
2. Menjadikan seseorang sebagai pribadi yang berwawasan ilmiah dengan berbagai ilmu pengetahuan.
3. Mendukung potensi setiap orang untuk mendukung dan mewujudkan cita-cita secepat mungkin.
Tarbiyah adalah sebuah proses yang menumbuhkan sesuatu setahap demi setahap hingga tercapainya batas kesempurnaan. Berdasarkan definisi tumbuh dan berkembang tersebut, Abdurrahman Al-Bani mengambil empat unsur penting dalam pendidikan:
1. Menjaga dan memelihara fitrah objek didik
2. Mengembangkat bakat objek didik sesuai dengan kekhasan masing-masing
3. Mengarahkan potensi dan bakat tersebut untuk mencapai kebaikan dan kesempurnaan
4. Dilakukan secara bertahap
Beberapa alat bantu yang dapat menjawab apakah kita sudah tarbiyah, diantaranya:
a. Kita sudah tarbiyah jika kita sudah terbuka dengan perubahan
b. Kita sudah tarbiyah jika sudah mampu bersikap tegas dan menghindarkan diri dari sikap agresif
c. Kita sudah tarbiyah jika sudah menjadi pribadi yang proaktif
d. Kita sudah tarbiyah jika sudah menjadi pribadi yang mawas diri
e. Kita sudah tarbiyah jika sudah menjadi pribadi yang mandiri
f. Kita sudah tabiyah jika sudah menjadi pribadi yang berperasaan namun tidak emosional
g. Kita sudah tariyah jika sudah bisa belajar dari kesalahan
h. Kita sudah tarbiyah jika hidup dimasa sekarang , bersikap realistis dan berpikir relative
Orientasi kita menentukan isi kita pada hari ini
(dan nasib kita di masa depan)
0 comments:
Post a Comment