Assalamu'alaikum, wr, wb.
Kisah mualaf di negeri sakura.
Semoga menyemangati.
Wassalamu'alaikum, wr, wb.
Nur Satyo K
Masuknya Islam Satou san
Hari ini saya mengikuti wawancara antara Satou san dg orang Jepang yg
mewawancarainya. Thema yg ingin diketahui oleh pewawancara adalah :
" Mengapa Satou san mau masuk Islam , dan serius menjalani ajaran Islam".
Kira kira 33 tahun yg lalu sebelum masuk Islam , Satou san masih bekerja di
perusahaan Coca Cola Company di Jepang. Hampir setiap hari dia mendengarkan
acara radio tentang berbagai macam bahasa di dunia. Hal yang menarik
perhatiannya adalah antara lain ttg bahasa Arab.
Berbagai bahasa dia belajar, dari bahasa latin, jerman, Indonesia, perancis
, sampai bahasa urdu ,dsb.
Kemudian dia cari orang yg bisa mengajarkan bahasa Arab. Kemudian dia pergi
ke komunitas mahasiswa asing. Waktu itu belum ada mushola apalagi mesjid di
propinsi ini. Hanya ada satu ruangan yg disewa untuk kegiatan keagamaan dan
untuk sholat yg letaknya di dekat stasiun sendai. Disinilah Satou san
belajar bahasa arab. Dan waktu itu , benar2 tidak tau sedikit pun tentang
Islam. Yang mengajarkan pertama kali ttg bahasa Arab adalah orang Mesir.
Pada waktu belajar bahasa Arab,,, ditengah2 belajar , si pengajar selalu
minta ijin sholat, jika waktu sholat tiba. Pada saat itu Satou san bisa
istirahat sebentar, sambil melihat2 orang yg sedang sholat.Murid2 yg
belajar bahasa Arab pada awalnya banyak, namun setelah bbrp bulan , tinggal
dia sendiri dan bertahan sampai beberapa tahun. Dan dia pun sempat berfikir
,,, susah sekali ini bahasa ,, dan hurufnya benar2 berbeda dg huruf Jepang.
Namun setelah si pengejar lulus program doktor dari Tohoku University, maka
dia pulang ke Mesir, dan Satou san kehilangan sekali. Waktu itu belum ada
Shinkansen, masih naik kereta biasa dari Sendai menuju Tokyo, dan Satou san
mengantarnya sampai stasiun Sendai. Terakhir yang diajarkan oleh gurunya
ini kepada Satou san adalah tentang kalimat " Laa ilaha illa Allah".
Walaupun sudah belajar namun Satou san belum masuk Islam.
Begitu pulang ke negaranya, dia ceritakan tentang Satou san kepada
mahasiswanya di Mesir, dan tahun berikutnya dia kirim mahasiswanya ke
Jepang. Begitu sampai sendai, langsung menemui Satou san untuk melanjutkan
mengajarkan bahasa Arab dan tentang Islam.
Dia belajar tentang cara beribadah orang Islam. Hal yg menarik katanya
,,,,tentang sholatnya orang Islam. Kalau di Jepang, Tempat ibadah itu sudah
ditentukan untuk kelompok tertentu, dan tidak boleh orang dari sekte lain
beribadah disitu. Sedangkan orang Islam, di mesjid dimana saja diseluruh
dunia, boleh sholat tanpa dibatasi skat-skat tertentu.
Setelah beberapa tahun belajar bahasa Arab dan belajar Islam, akhirnya
Satou san mengucapkan Syahadat, masuk Islam.
Waktu itu ada berbagai macam kesulitan yang dihadapi komunitas muslim
antara lain dalam mencari tempat untuk musholla. Satou san banyak membantu
mencarikan tempat untuk tempat Ibadah. Sempat beberapa kali tempat ibadah
itu berpindah2 dari Aobadori, kemudian pindah ke dekat kantor pos, bahkan
sempat juga musholla itu ada di daerah Kokubuncho(tempat yang didominasi
untuk tempat minum dan berbagai hiburan malam)
Setelah muslim bertambah banyak, sholat ditempat sempit, apalagi musim
dingin. Para jamaah tidak bisa sholat diluar ruangan. Jamaah begitu
melimpah, dan para jamaah ketika melakukan sholat berjamaah tidak bisa
sujud di lantai, dan terpaksa sujud di punggung jamaah lainnya yg ada di
depannya.
Akhirnya, sedikit demi sedikit mengumpulkan uang untuk beli tanah untuk
bikin mesjid. Tanah yg terbeli adalah dekat dg kampus .Namun karena sempit,
dan dikhawatirkan bisa mengganggu masyarakat, maka tanah dijual kembali dan
beli tanah di Hachiman , yg akhirnya jadi mesjid Sendai sekarang.
Mesjid ini cukup luas dan nyaman, namun agak jauh letaknya dengan komunitas
muslim dan kampus sekitar , 3 km atau 10 menit naik sepeda motor.
Mesjid sudah dibangun dengan parkiran cukup luas, namun sangat sedikit
jamaah yang datang, terutama untuk sholat Isak dan Shubuh. Pak Satou dengan
kerja keras selama ini terus menerus menjemputi jamaah dari rumah ke rumah
untuk dibawa ke mesjid sholat berjamaah.
Pada musim dingin, jalanan begitu banyak tertimbun salju, beliau tidak
pernah absen menjemput satu-persatu. Memang tidak semua mau dijemput,
apalagi diwaktu shubuh jam 03.00 pagi, namun dengan sabar beliau menerima
penolakan demi penolakan. Kadang kadang ketika menunggu orang yg mau diajak
ke mesjid, dia duduk di mobil sambil membaca Al Quran.
Sebagai President dari komunitas Muslim di Sendai, Satou san tidak risih
mencuci sendiri handuk yg habis dipakai oleh jamaah setelah habis wudlu.
Semua dia kerjakan dg ihlas dengan penuh harapan balasan yg lebih baik di
kehidupan akherat nanti.
Saat ini dia begitu menikmati waktu demi waktunya, dengan mengajar baca Al
Quran untuk anak2 . Dia jemput anak2 kecil, dibawa ke mesjid dan diajarkan
ttg cara sholat , wudlu dan baca Quran. Kalau tidak bisa dibawa ke mesjid ,
maka dia datang ke rumah untuk mengajarkan Quran.
Begitu banyak orang mempunyai pengetahuan tentang islam, namun tidak kuasa
menjalankan ajarannya dengan baik. Untuk mengamalkan ajaran Islam
diperlukan "Keyakinan". Keyakinan inilah sebagai energi dasar untuk
mengamalkan ajaran. Lalu darimana datangnya "keyakinan "?.
Keyakinan tidak begitu saja datang kedalam hati manusia. Berbagai cara bisa
ditempuh, namun jalan yang paling singkat untuk mendapatkan keyakinan
adalah dengan cara mengajak orang lain kepada Kebaikan. Seperti melempar
bola ke dinding, kalau kita lempar bola kedinding, bola itu akan terlempar
balik ke badan kita. Kalau kita mengajak orang lain kepada kebaikan, maka
yang pertama mendapatkan hidayah keyakinan adalah kita sendiri, walaupun
orang yang kita ajak itu belum tentu mau.
Sendai, 27 Mei 2012
Hariyadi
*Dicopas dari milist sebelah
0 comments:
Post a Comment