"Orang sukses punya banyak cara dan orang gagal selalu punya banyak alasan!. Dan, Han tak mau menjadi orang yang kalah. Ia harus membuktikan bahwa ia bisa menjadi orang yang sukses. Tak ada cara lain. Han harus terus berjuang memperjuangkan cinta, hidup, dan impiannya walaua dalam kesendirian, walaua sendiri itu dingin... "
Sudah lama tidak mengupdate isi blog utama ini, karena kesibukan yang semakin banyak dan tak hentinya datang silih berganti. Dan lagi ada beberapa rumah baru yang memonopoli perhatianku untuk sesaat... hehe. Tapi semua denga purpose dan tujuan pengadaan nya masing-masing kok, yang insya Allah tak akan tumpang tindih. -Kunjungi juga Ajo Ronal WP, a Jho, Pro-Math Media, Ajo Ronal BP, dan ada rumah baru sangat di Ajo Ronal Tumblr, yang terakhir ini sebagai duplikasi akun di wordpress, seiring akan habisnya masa hidup blog di Multiply.-- Banyak banget, ya.... ^_^ so What??? masalah buat lo???
Aku sangat suka membaca, dan sudah banyak buku yang kuhabisi. Tapi sayang, tidak semua yang telah kubaca bisa kuingat dengan detail. Nah, beberapa sahabat blogger punya cara yang menarik untuk hal yang satu ini. Yakni dengan menyediakan space khusus untuk mereview buku-buku yang sudah mereka baca.
Berawal darisanalah maka lapak "Taman Baca" ini di buka. Dan buku "Menggenggam Impian" mendapat tempat kehormatan untul menjadi buku pertama yang di review disini. Bukan apa-apa sih, karena memang buku itulah yang saat ini baru selesai kubaca :D
Dihalaman depan Buku Novel tersebut terpampang jelas hal - hal berikut (Lihat sendiri yee!!!)
Buku setebal 395 halaman ini ditulis oleh Endik Koeswoyo, pria kelahiran Jombang 15 Gustus 1982. " Mari mencintai Indonesia apa adanya" merupakan semboyan hidup yang dipegang oleh lelaki yang bisa ditemui secara maya di http://endik.seniman.web.id ini.
Novel ini bercerita tentang kehidupan seorang pemuda bernama Han. Penuturan kisah dalam buku ini tersentralisir pada tokuh utama tersebut. Sebuah scene di suatu malam di penghujung tahun 2009 menjadi awal dari novel ini. Tapi jangan terjebak, alur yang digunakan penulis adalah maju mundur. Karena terdapat beberapa bagian yang menceritakan kejadian di masa lalu dari sang tokoh. Hal ini menjadi daya tarik tersendiri bagi pembaca, karena cara penuturan dari penulis mampu menghubungkan alur yang maju mundur tersebut dengan tepat.
Sedikit mencoba membuat gambaran umum dari cerita dalam novel ini. Han, pemuda miskin yang berasala dari keluarga yang tercerai berai. Sejak kecil ia sudah harus merasakan pahitnya hidup terpisah dari kedua orang tuanya yang telah bercerai. masing-masing orang tuanya telah menikah kembali dan hidup dengan pasangan mereka masing-masing di dua pulau yang berbeda, ayahnya di Sebuah kota di Sumatera dan Ibunya di pulau Kalimantan. Han sendiri dibesarkan oleh neneknya di Jombang.
Saat SMA ia menjalin kasih dengan seorang gadis dari keturunan kelas atas, orang kaya dan terhormat. Dan terang saja Orang tua si gadis, yang bernama Indah, tidak merestui hubungan mereka, terutama sang Bapak. Bahkan, walau Han saat itu masih bau kencur, Si Bapaknya gadis ini pernah menyewa orang untuk mengancam dan -jika perlu- menghajar Han agar tidak berhubungan lagi dengan anakanya. Padahal saat itu Han akan mengikuti Ujian nasional SMA. Bagian tentang ini juga sedikit menarik untuk saya bagikan ke sahabat semua.
Diceritakan bahwa Han saat SMA (di Blitar, kost) punya teman beberapa preman simpang. Mereka rata-rata usianya lebih tua dari Han. Para preman itu tentu saja identik dengan gaya hidup mereka yang suka konkow-konkow dan -pada kasus ini- juga minum-minum an beralkohol. Hal ini bukan berarti Han juga hobi meneguk minuman keras tersebut. Ia bergaul dengan mereka hanya sekedar mengisi waktu luang dan karena merasa senang saja dengan mereka. Tapi Han tetap bisa menjaga identitas dirinya, tidak larut dalam kehidupan preman tersebut. Suatu malam, Han di panggil oleh salah satu teman nongkrongnya tersebut. Ia di bawa ke perempatan tempat mereka biasa berkumpul. Ternyata disana telah ada seorang preman lain yang belum dikenal Han, usut punya usut, ternyata ia adalah preman bayaran Pak Djuari , ayahnya Indah, untuk mengancam dan menghajar Han agar jera dan tidak berhubungan dengan Indah. Nah, beruntung, ternyata preman bayaran itu kenal dengan preman temannya Han, sehingga terjadilah negosiasi, yang berujung sebuah solusi yang lucu. Solusi ini diusulkan oleh preman yang dekat dengan Han. Disatu sisi, ia tak mau membuat si preman bayaran (kena murka Pak Djuari), di sisi lain ia juga tak tegak melihat Han, teman yang mungkin sudah ia anggap anak/ adik sendiri (asumsiku) babak belur atau meninggalkan kota itu, apalagi besok ia harus ujian nasional. Ia mengusulkan agar Han berakting telah kena pukul, lengkap dengan atribut perban dan obat merah serta tongkat, dan setelah ujian barulah ia harus meninggalkan kota itu. EHmm... Sebuah solusi yang cerdik juga... *otak preman.. hehe.
Pelajaran dari paragraph di atas adalah, bahwa terkadang preman pun bisa menjadi kawan yang mampu melindungi. Dan bagaimana kekokohan seorang remaja yang tidak larut dalam pergaulan preman, walau ia punya teman preman. :)
Lanjut cerita, Han akhirnya menikah dengan Indah, tanpa restu orang tua. Mereka hidup di Jogja. Menikah muda sembari kuliah dan hidup pas-pas an. Mereka dikaruniai seorang putra yang mereka beri nama Tegar. Tegar merupakan harapan mereka untuk mendapatkan kembali restu orang tua Indah. Namun kenyataan berkata lain, ayah Indah tetap tidak mau mengakui hubungan mereka, malah menyuruh mereka untuk bercerai.
Konflik memuncak, mengakibatkan Han harus menitipkan Tegar pada Keluarga kakaknya di Blitar. Dan karena Ibu Indah sakit-sakitan, Indah pun mengalami dilema, memilih suami atau keluarga nya. Mana ada anak yang tega melihat ibu yang melahirkannya menderita sampai sakit dan dirawat. Maka Indah pun Pulang ke rumah orang tuanya. Tinggalah Han seorang diri di Jogjakarta. Hari-hari berselang, ternyata Indah sudah "diikat" oleh keluarganya. Ia tidak bisa kembali kepada Han.
Jarak dan waktu yang memisahkan mereka membuat hubungan juga semakin renggang, apalagi ada orang ketiga yang masuk ke hati Indah. Han dan Indah pun resmi bercerai. Dan tak lama kemudian Indah menikah lagi dengan lelaki lain.
Han, terluka dan dalam kesendiriannya, ia dipertemukan dengan H Sumarno, seorang pengusaha telur. Dari beliaulah HAn kembali menata hidupnya. Belajar menjadi lebih baik, dengan nilai-nilai relijius dan bantuan dari H Sumarno, ia bisa bangkit dan mulai meraih sukses nya.
Usaha yang ia geluti berkembang. Ia bergerak di bidang industri kreatif. Dan Dalam kelanjutanya ia menemukan seorang gadis bernama Retno dan akhirnya menikah dengan nya.
Beberapa pelajaran yang bisa diamabil dari novel ini antaralain adalah kemauan yang keras dan semangat yang tinggi. Kehangatan keluarga, saling membantu dengan tulus dan menghargai anugrah waktu yang dikaruniakan Allah kepada kita.
Beberapa minus yang saya temukan adalah, terdapat beberapa karakter yang tiba-tiba muncul dan kemudian berkaitan dengan tokoh utama, namun tiba-tiba tidak ada kelanjutannya. hilang lenyap entah kemana.
Bagian akhir terkesan sedikit dipaksakan, tidak ada penutup tentang kabar Indah, Tegar ataupun beberapa karakter lainnya. Mungkin karena novel ini berpusat pada tokoh utama saja, sehingga penulis mengakhiri novelnya dengan cara yang demikian. Wallahualam.
Ini hanya tulisan saya pribadi berdasarkan memori yang tersimpan di kepala saya setelah selesai membaca novel ini. Jadi jika terdapat kesesuaian ataupun hal yang tidak tepat harap dimaklumi dan dikoreksi. ^_^
fiuh... Coool!!!
Beberapa pelajaran yang bisa diamabil dari novel ini antaralain adalah kemauan yang keras dan semangat yang tinggi. Kehangatan keluarga, saling membantu dengan tulus dan menghargai anugrah waktu yang dikaruniakan Allah kepada kita.
Beberapa minus yang saya temukan adalah, terdapat beberapa karakter yang tiba-tiba muncul dan kemudian berkaitan dengan tokoh utama, namun tiba-tiba tidak ada kelanjutannya. hilang lenyap entah kemana.
Bagian akhir terkesan sedikit dipaksakan, tidak ada penutup tentang kabar Indah, Tegar ataupun beberapa karakter lainnya. Mungkin karena novel ini berpusat pada tokoh utama saja, sehingga penulis mengakhiri novelnya dengan cara yang demikian. Wallahualam.
Ini hanya tulisan saya pribadi berdasarkan memori yang tersimpan di kepala saya setelah selesai membaca novel ini. Jadi jika terdapat kesesuaian ataupun hal yang tidak tepat harap dimaklumi dan dikoreksi. ^_^
fiuh... Coool!!!
0 comments:
Post a Comment