Anapun mulai menyukai untuk mengisahkan pengalaman yang terjadi untuk dapat di ambil ibroh dan pelajaran yang akan menuntun ke yang lebih baik.
Dilihat dari paras wajahnya, memang dapat dinilai mereka berdua bukan saudara kandung tetapi mendengarkan diskusi yang sedang mereka bicarakan, membuat semua penilaian tadi menjadi salah. Ukhuwah telah mempersatukan mereka, mereka memiliki niat yang sama, Berjuang bersama untuk dapat menjadikan orang-orang yang berada disekitar mereka dapat berkontribusi untuk Din Allah, Agama Islam. Ana mendengarkan secara seksama.”Sebenarnya si fulan dinaikan bukan untuk di jadikan pajangan, tetapi dengan adanya si fulan dapat memberikan manfaat. Jangan akhirnya si fulan dikatakan sukses menjadi orang no 1 karena banyak mengangkatkan acara, tetapi dapat dikatakan sukses, berapa banyak orang yang bisa ia kader, dapat berkerjasama dan berkontribusi untuk agamanya”,” jangan si fulan sibuk membanggakan diri, jangan si fulan melenceng niatnya dari tujuan sebenarnya”. Bisa dimaklumi apabila si fulan lupa, tapi disinilah kita untuk mengingatkan.
Jadi pemimpin jauh berbeda dengan menjadi pimpinan saudaraku, jangan sampai pemimpin berkata kamu disini saya disana, itu ucapan pimpinan kepada anak buahnya bukan ucapan seorang pemimpin. Pemimpin memberikan contoh menjadi teladan dan berkontribusi. Jangan sampai saudaraku yang dimuliakan jadi pemimpin berubah arogan seperti pimpinan.
Mengapa saudaraku bisa berubah ?
Apakah harus dicari kambing hitamnya ?
Mari saudaraku, kita bersama introspeksi diri dan InsyaAllah setiap masalah ada solusinya.
0 comments:
Post a Comment