04/01/2013

Andalkan saja dirimu

Hmm...
Tahun Baru semangat baru.

Aku termasuk orang yang merasa tidak masalah jika harus mengucapkan selamat tahun baru 2013. Semoga di tahun ini lebih baik dari tahun sebelumnya, insya Allah amin.

Baiklah, dengan niat berbagi dan aktualisasi diri melalui tulisan, maka Jho Rifandi kebali hadir dengan postingan baru (walau postingan sebelumnya belumlah kelar :))

Dalam menjalani kehidupan, sebagai seorang manusia tentu kita tak akan pernah lepas dari yang namanya interaksi dengan orang lain. Sudah menjadi kebutuhan hakiki bagi kita untuk terlibat dalam hubungan sosial untuk bertahan hidup dan juga untuk hidup itu sendiri.

Tapi saya ingin menyoroti sebuah sudut dimana mungkin luput dari fokus sebagian dari kita. Yakni tentang ketergantungan. Tidak masalah memang jika dalam keseharian kita berkongsi dengan orang lain, kita bisa saja meminta bantuan dari pihak lain, agar apa yang kita inginkan tercapai. Tetapi, sering terjadi hal ini jika berketerusan membuat kita menjadi tergantung dengan pihak lain tersebut. Bisa jadi kita menunda-nunda melakukan sesuatu, dengan dalih bahwa si A nanti bisa membantu kita, atau si B mungkin bisa bersama-sama ddengan kita untuk mengerjakannya. Dan di lain situasi misalnya kita membutuhkan sesuatu, lalu tanpa berusaha dahulu untuk mengusahakannya sendiri kita sudah menerima uluran bantuan atau bahkan mencari-cari pertolongan orang lain dari sana sini. Yang pada akhirnya tidak menumbuhkan kemandirian kita. Tidak memaksimalkan daya yang sebenarnya ada dalam diri kita.

Tidak salah, memang tidaklah salah jika menerima bantuan dari orang lain, tapi menurutku (yang dikemudian hari baru kusadari) alangkah lebih baik jika semuanya kita usahakan dahulu semampu kita. Kerjakan dengan sungguh-sungguh dan kalau bisa paksakan diri kita untuk melaksanakannya sendiri. Jangan terbuai dengan kemungkinan-kemungkinan kemudahan yang diberikan orang lain, karena insya Allah, Allah tak akan memberikan sesuatu persoalan yang melebihi batas kesanggupan hambaNya.

Dengan begini, kita tak akan terbelenggu oleh rasa balas budi, karena terang saja, jika kita menerima bantuan dari orang lain, secara manusiawi kita akan memiliki rasa berhutang budi dengan oang tersebut, yang kadang kala membuat kita terikat dan sedikit tidak objektif (setidaknya ini yang pernah kurasakan).

Sebagai orang yang menghargai kebebasan (yang proporsional), maka saya bertekad untuk berdikari dan mengoptimalkan kemampuan yang ada pada diri sendiri. BUKAN berarti "bersolo karir" ataupun menutup diri dari interaksi "tolong-menolong" yang juga merupakan ajaran luhur dalam agama kita, tetapi hanya berusaha untuk mensyukuri nikmat potensi yang dimiliki dan hidup bebas tanpa tersekat rasa-rasa hutang budi.

Dan yang paling penting menurutku, berusahalah untuk menjadi penolong dan berguna bagi orang banyak, bermanfaat bagi orang-orang yang ada disekitar kita, bermanfaat bagi lingkungan alam disekitar kita. Tanamlah budi dimana saja kita berada, tetapi dengan niat dan ketulusan yang penuh keikhlasan. Insya Allah jalan akan selalu ada bagimu yang selalu membukakan jalan untuk orang lain (dalam hal kebaikan).

Baiklah... Andalkan saja dirimu, dan sahabat sahabat terdekatmu, karena mereka merupakan bagian tak terpisahkan dari dirimu.
Dan Yakinlah pada rahmat dan keberkahan dari Tuhan mu.

Aku sebenarnya belum seideal apa yang menjadi pandanganku di dalam tulisan ini, tapi setidaknya dengan menuliskan ini, akan mengingatkanku untuk BERDIKARI. Insya Allah.

0 comments: