Pagi menjelang siang ini kami kebetulan cepat kelar kuliahnya, dan alhamdulillah untuk pertama kalinya tidak mendapatkan tugas di mata kuliah di belanda sini. Fiuuuh, leganyaaa. Walau sudah ada berlembar2 jurnal yang menanti untuk dihabisi.
Hmm... sembari membuat list pertanyaan untuk interview dengan researcher yg juga dosen ttg kebiasaan membaca beliau, sayup-sayup dari meja seberang sana ku mendengar para waanita membicarakan tentang lanjut studi... entah lah apakah topicnya nyambung atau tidak, tapi menurut penelaahan telingaku yang alhamdulillah tajam, cerita dibawah cocok buat di share. (secara aku kan pendengar yang baik). ^_^
Semangat ya kawan : Rani -semangat untuk persentasinya besok ya, Mbak Jeki - thanks sardennya, Yoga -ayo ke Betty :( , Siwi - semoga lekas sembuh and Cici - itu rambut di apain kek gituu -__-
----------------
Bismillah..
Jika kisah di bawah ini terjadi pada tahun 2000. Barangkali muslimah yang diceritakan tersebut sudah lulus S3, atau bahkan menjadi seorang Profesor..
= = = = =
Waktu itu, sekitar tahun 2000, datang seorang mahasiswi kepada seorang dosen, dia menghampirinya dengan wajah yang muram, dan kemudian berkata, “Pak, beasiswa Program Magister dan Doktor saya lolos”.
Hanya itu saja kalimat yang keluar dari mulutnya, tanpa diikuti ekspresi apapun dari wajahnya padahal di luar sana berjuta – juta orang memimpikan pencapaian ini. Sang dosen tertegun, kemudian dia berkata, “Bagus dong dek, kamu bisa bikin bangga banyak orang, dan itu merupakan jalan hidup yang sangat baik. Lalu apa yang membuat kamu terlihat bimbang dek?”
Akhirnya mahasiswi itu bercerita kepada sang dosen. “Pak, sekolah hingga S2 dan S3 merupakan cita-cita saya sejak kecil, ini adalah mimpi saya, tidak terbayangkan rasa bahagia saya saat memperoleh surat penerimaan beasiswa ini…. Tapi pak, saya ini akhwat, saya wanita, dan saya bahagia dengan keadaan ini. Saya tidak memiliki ambisi besar, saya hanya senang belajar dan menemukan hal baru, tidak lebih.. Saya akan dengan sangat ikhlas jika saya menikah dan suami saya menyuruh saya untuk menjadi ibu rumah tangga.. Lalu, dengan semua keadaan ini, apa saya masih harus sekolah?? saya takut itu semua menjadi mubazir, karena mungkin ada hal lain yang lebih baik untuk saya jalani.”
Pak dosen pun terdiam, semua cerita mahasiswinya adalah logika ringan yang sangat masuk akal, dan dia tidak bisa disalahkan dengan pikirannya. Dosen itu pun berfikir, memejamkan mata, menunggu Allah SWT membuka hatinya, memasukkan jawaban dari pertanyaan indah ini…
Dan jawaban itu datang kepadanya, masuk ke dalam idenya…. Pak dosen berkata seperti ini kepada mahasiswinya. . “Dek, sekarang bertanyalah kepada hati kecilmu, apa dia masih menginginkan dirimu untuk melanjutkan pendidikan ini hingga puncak nanti..” .. Sang mahasiswi bingung, dia menunduk , air mata turun dari kedua matanya, seakan dia merasakan konflik hati yang sangat besar … yang saling ingin meniadakan.. Dosen itu melanjutkan nasehatnya..
“Dek, saya ingin bertanya kepadamu, kapan pertama kali engkau berhadapan dengan seorang S3 dan mendapat ilmu darinya?” “Sejak saya kuliah di ITB , Pak.” Jawab sang gadis. Kemudian dosen itu melanjutkan ,”Ya dek, betul, saya pun demikian, saya baru diajar oleh seorang lulusan S3 semenjak saya kuliah di kampus ini.. Tapi dek, coba adek fikirkan, bahwa saat engkau memiliki anak, maka orang pertama yang akan menyapih rambut anakmu adalah seorang lulusan S3. Orang yang pertama mengajaknya berjalan adalah seorang ilmuwan tinggi, dan sejak dia mulai membaca, dia akan dibimbing dan dijaga oleh seorang Doktor. Itulah peranmu sebagai ibu nanti, apakah engkau bisa membayangkan betapa beruntungnya anak manusia yang akan kau lahirkan nanti.?”
Dan itulah jawaban Allah SWT melalui pak dosen…. Mahasiswi itu tersadar dari konflik panjangnya, dan ia tersenyum bahagia, sangat bahagia, air matanya menjadi air mata haru, dan ia berdiri, mengucapkan terima kasih nya kepada sang dosen, dan berkata , “Pak, terima kasih, akan saya lanjutkan pendidikan ini hingga tidak satupun puncak lagi yang menghalangi saya.”
Betapa hidup itu sangat berarti, dan jadikan ia bermakna. Bukan uang yang nanti akan membuatmu bahagia, tetapi rasa syukur mu lah yang akan menjadi kebahagiaan yang hakiki.
sumber:
2 comments:
ass,,,ronal sebelumny mengucapkan selamat berjuang disana,,,,
ow ya cut lagi buat rencana thesis tentang teori apos,,,,,nah itu terhadap pemahaman konsep,,,tp pa bagus ke pemecahan masalah???????trus untuk meningkatkan konsep diri,,,nah ronal mudah mengakses jurnal internasional,,,,tlongin cut klo da bahan untuk tadi,,,,,,,,kirim ja k email cut,,,,
waalaikumsalam Cut, terimakasih, selamat berjuang juga.
Siiip coba nal carikan ya.
Tapi ada syaratnya... ^_^ sering2 main ke blog nya ronal ya. hehe (take and give)
Kalau cut juga ada bahan2 terkait, boleh lah juga di share. untuk sementara yang ini bisa barangkali menjadi bahan bacaan.
http://promathmedia.wordpress.com/2013/02/27/some-journals-related-to-apos-theory/
Post a Comment