Mendengar kabar bahwa adek-adek di Lembaga Dakwah Kampusku akan mengadakan MUSKER. Sangat rindu untuk hadir membersamai mereka, walau tak lagi berada di panggung sejarah itu, mungkin melihat dari jauh cukup barang kali. ^_^
MUSKER- Musyawarah Kerja, sejatinya merupakan sarana awal bergerak untuk menyiapkan aksi dalam menjalani bahtera perjuangan selama satu tahun kepengurusan. Raker, merupakan titik pangkal ketika apa-apa yang akan dilakukan kedepan direncanakan. Pada momen ini, selain persiapan-persiapan perencanaan agenda, persiapan rencana pensolidan pengurus juga harus diperhatikan, karena sudah jamak diketahui bahwa kepengurusan pada umumnya akan semangat di awal dan perlahan-lahan akan surut seiring terjadinya penyeleksian alami tentang siapa yang benar-benar dan siapa yang ikut-ikutan. Dan pada akhirnya hanya mereka yang kuat dan ikhlas lah yang akan merasakan manisnya berjuang hingg akhir. Tapi memang demikian lah karakhteristik jalan ini. Baca--> Ini (klik)
Berbagi pengalaman, kebanyakan biasanya pengurus hanya mempedomani LPJ pengurus tahun sebelumnya. Tidak salah memang, bahkan sudah benar bahwa kepengurusan sebelumnya mesti menjadi refleksi untuk kepengurusan sekarang, tapi refleksi bukan berarti identik. Jadi, Tuangkanlah ide-ide baru yang cemerlang, jangan takut untuk melangkah, jangan takut untuk membuat sesuatu yang baru, bisa saja bersumber dari pengurus tahun-tahun sebelumnya, pengurus di LDK lainnya atau bahkan terinspirasi dari proker-proker lembaga ammah di tempat2 yang lain. Tapi harus diingat, semua itu harus dibawah arahan GBHO yang telah disiapkan saat mukhtamar. Agar garis perjuangan setahun kedepan jelas dan terarah.
GBHO. Ini mesti menjadi pedoman dalam penyusunan proker (sudah pada tahu kan ya :) ). Dan MPO mesti aware dengan reinstra yang ada, karena ana yain bahwa kepengurusan sekarang adalah kepengurusan yang fresh dan banyak ide. Tapi dari sekian banyak itu, belum semuanya tepat untuk dilakukan saat ini. GBHO lah menjadi "kaca mata" untuk menentukan waktu yang tepat itu. Walau hal-hal insedentil tentu boleh berlaku, karena pergerakan kita dinamis dan flexibel.
Dan yang lebih utama lagi. Forsia jangan menjadi "Menara Gading". Yang begitu tinggi, namun tak terasa oleh mad'u nya sendiri di kampus biru. Maka cita-cita dan mimpi boleh tinggi menjulang ke angkasa, harus, namun hati dan raga harus tetap di bumi sehingga pekerjaan yang dilakukan based on community needs. Apa kebutuhan warga mipa sekarang, apa ekspektasi mereka terhadap Forsia, ini juga menjadi landasan berfikir utama bagi pengurus sehingga kontribusi Forsia lebih nyata, lebih dekat dan pas dihati warga mipa.
Nah... satu hal adalah libatkan pembina dan dosen2, jalin komunikasi dan silaturrahim dengan beliau. Bagi PJ untuk secara rutin membersamai dan mengabarkan kondisi kepada beliau, karena sebenarnya banyak ide-ide beliau yang sejalan, dan kita bisa menjadi jembatan untuk realisasi ide-ide dari bapak dan ibu kita itu. Dengan begini maka Forsia benar-benar menjadi milik ummat.
"dan bekerjalah kamu, dan biarkan Allah, Rasul dan Orang-orang sholeh menjadi saksi atas apa yang kamu kerjakan"
Selamat berMUSKER ikhwahfillah, Salam Hangat semangat dari Belanda yang dingin. Semoga senantiasa bekerja keras, bekerja cerdas dan bekerja ikhlas.
Setiap generasi akan mengukir kisah suksesnya dengan tangan dan keringat nya sendiri. Dan insya Allah akan lebih baik dari generasi-generasi sebelumnya.
0 comments:
Post a Comment